• Berita Dunia

  • Berita Dalam Negeri

  • Seputar Khilafah

  • Tahukah Anda

  • Hikmah dan Kisah

  • Muslimah

  • Pendidikan Anak

Istana Panik

Istana menilai reaksi terhadap sejumlah pertemuan berlebihan.

JAKARTA - Lobi dan manuver politik yang dilakukan staf khusus Presiden terkait kasus Bank Century, dinilai sebagai bentuk kepanikan Istana jelang pengambilan keputusan Pansus Angket Century di DPR pada 3 Maret 2010 mendatang. ”Ini bentuk kepanikan,” ujar anggota Pansus Angket Century dari Fraksi Partai Hanura, Akbar Faizal, kepada Republika, Ahad (28/2).

Sebagaimana diketahui, staf khusus Presiden bidang hukum, Denny Indrayana, mengungkapkan ada utusan partai yang mencoba menegosiasikan kasus hukum kepada Presiden SBY. Konsesi dari negosiasi tersebut adalah perubahan sikap fraksi di Pansus Angket Century.

Adapun staf khusus Presiden bidang penanggulangan bencana, Andi Arief, ‘menyerang’ PKS dengan menyebut salah satu kadernya, Misbakhun, menerima letter of credit (LC) fiktif dari Bank Century.

Peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menilai, pertemuan staf khusus SBY dengan sejumlah tokoh dilakukan atas seizin SBY. ”Saya yakin itu atas izin SBY,” kata Burhanuddin, Ahad (28/2).

Dua orang staf khusus Presiden yang melakukan lobi dengan sejumlah tokoh, yakni Andi Arief, staf bidang bencana alam; serta Velix Wanggai, staf khusus bidang otonomi daerah. Mereka menemui Amien Rais, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Ketua Dewan Pembina Golkar Akbar Tanjung, mantan ketua umum PP Muhammadiyah Syafi’i Maarif, Puan Maharani dan Pramono Anung dari PDIP, serta mantan wapres Jusuf Kalla dan tokoh PKS Hilmi Aminuddin.

Bahkan, kedua staf itu pun telah menyiapkan dokumen lengkap hingga bukti kepemilikan saham inisiator Pansus Bank Century, Misbakhun, dari PKS. ”Keduanya menggalang semua itu atas sepengetahuan SBY, termasuk melaporkan Misbakhun,” kata Burhan.

Burhan mempertanyakan mengapa lobi-lobi tersebut tidak didelegasikan ke Partai Demokrat. ”Itulah suasana kepanikannya,” kata dia. Hal yang sama juga diutarakan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens. Menurut Boni, manuver-manuver politik yang dilakukan staf khusus Presiden adalah bentuk kepanikan dari pihak Istana.

Menurut Boni, lobi-lobi politik yang dilakukan pihak Istana seharusnya dilakukan sejak Pansus Angket Century terbentuk. Kegelisahan Istana, kata Boni, sangat kentara sejak fraksi-fraksi di DPR menyampaikan pendapat awal atas pemeriksaan di Pansus Angket Century. Boni yakin, lobi atau manuver politik yang dilakukan pihak Istana malah akan membuat publik yakin ada yang salah dalam kasus Bank Century.

Namun, semua penilaian itu dibantah staf khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga. Ia menolak jika Istana disebut panik. Reaksi beberapa kalangan terhadap pertemuan itu sangat berlebihan. Pertemuan tersebut bukanlah lobi sebagaimana yang disebut-sebut selama ini. ”Sesungguhnya yang dilakukan staf khusus itu adalah mendengarkan pikiran dari banyak orang,” kata Daniel kepada Republika, Ahad (28/2). Dalam pertemuan-pertemuan itu, kata Daniel, staf khusus hanya bersikap mendengarkan, bukan mengajak.

Staf Khusus Presiden lainnya, Andi Arief, melalui pesan singkat, juga menegaskan pertemuan itu tidak menunjukkan kepanikan, tapi justru keberhasilan yang telah dilakukan oleh staf khusus.

Sikap
Sekjen PKS, Anis Matta, dalam pesan pendeknya kepada Republika menegaskan bahwa PKS tak akan berubah sikap meski serangan demi serangan sudah dilakukan terhadap partainya.

Demikian juga, dengan PDI Perjuangan. Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, yang sudah dilobi, menegaskan partainya akan tetap konsisten dengan kesimpulan Pansus Century yang rencananya akan dibacakan pada rapat paripurna, Selasa (2/3) mendatang.

Anggota Pansus Angket Kasus Century Bambang Soesatyo meminta Pemerintah untuk realistis menyikapi hasil akhir Panitia Khusus Angket Kasus Century. Mayoritas fraksi anggota koalisi tidak akan merubah sikapnya dalam kesimpulan akhir Pansus Century, katanya.

Ia mengatakan, berbagai manuver terbukti tidak berpengaruh terhadap konsistensi fraksi-fraksi anggota koalisi dalam memutuskan hasil akhir Pansus Angket Kasus Century.

Sementara itu, ribuan orang dari berbagai organisasi pendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, kemarin memadati area Gelora Bung Karno, Senayan.

Mereka datang menggunakan berbagai jenis kendaraan umum, kendaraan pribadi, dan berkumpul sejak pukul 09.00 WIB untuk menggelar apel kebulatan tekad mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono di Parkir Barat Senayan. andri s/yasmina/palupi/ikhsan ed: irwan one


MANUVER DEMIMANUVER

- Isu pengemplangan pajak Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.
- Isu reshuffle kabinet.
- Isu Kekayaan Ketua BPK, Hadi Purnomo.
- Isu gratifikasi yang dialamatkan kepada sejumlah anggota Pansus.
- Laporan kasus LC fiktif anggota DPR dari FPKS, Mukhammad Misbakhun, oleh Staf Presiden, Andi Arief.
- Lobi-lobi yang dilakukan staf ahli kepresidenan kepada sejumlah tokoh.
- Komunitas Masyarakat Pecinta Indonesia pimpinan Jusuf Rizal melaporkan 108 eks anggota DPR 2004-2008 terkait BailoutCentury.

Sumber: republika (1/3/2010)




Bookmark and Share

Filed Under:

Anda dapat turut serta menampilkan artikel anda dalam blog ini dengan mengirimkan email ke :

ats.tsaqofah@gmail.com
ats-tsaqofah@telkom.net

Sertakan pula identitas yang jelas. Terimakasih telah mengunjungi ats-tsaqofah.blogspot.com


Leave a Reply