• Berita Dunia

  • Berita Dalam Negeri

  • Seputar Khilafah

  • Tahukah Anda

  • Hikmah dan Kisah

  • Muslimah

  • Pendidikan Anak

Hadapi Bom “Tak Terlihat” Taliban, NATO Siapkan Laser Khusus

Ats Tsaqofah – Para komandan NATO, khususnya AS, dilaporkan telah menerima senjata baru revolusioner yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan di Inggris. Alat baru tersebut konon dapat mendeteksi bahan peledak Taliban yang hanya mengandung unsur logam yang amat kecil dan bahkan tanpa logam sama sekali. 

Taliban dikabarkan telah mulai membuat bahan peledak yang “tidak terlihat.”

Surat kabar The Times mengutip ucapan Don Arnone, direktur eksekutif perusahaan TeraView yang berbasis di Cambridge. Arnone mengatakan Departemen Pertahanan AS telah mengevaluasi teknologi yang dikembangkan perusahaannya, yang dikembangkan dengan pendanaan dari Departemen Dalam Negeri Inggris.

Para komandan NATO mengatakan bahwa mereka ingin mensponsori uji coba pada bulan Agustus mendatang, sementara berbagai lembaga pemerintahan Inggris juga menunjukkan ketertarikan serupa terhadap senjata tersebut.

“Dengan menggunakan senjata laser Terahertz, Anda bisa menembus pakaian, paket, dan mengidentifikasi apa isinya,” kata Arnone.

Perangkat tersebut beroperasi dengan dasar gelombang cahaya, kemudian membeda-bedakan panjang gelombang.

Teknologi tersebut bekerja dengan menyinarkan cahaya Terahertz, yang ada di antara gelombang radio dan gelombang cahaya dalam spektrum elektromagnetik, menembus lokasi sebuah bahan peledak, kemudian cahaya yang dipancarkan menyerap sinyal, mengungkapkan ada tidaknya bahan peledak.

Arnone yakin bahwa dengan investasi yang memadai, teknologi perusahaannya, yang dinamakan
Unit Pendeteksi Bahan Peledak Terahertz Standoff, dapat diadapatasi untuk digunakan di garis depan medan tempur dalam kurun waktu 18 bulan atau dua tahun.

Saat ini, perangkat tersebut berukuran sebesar mesin fotokopi, dan oleh karena itu membutuhkan modifikasi agar berukuran lebih ramping dan mudah ditenteng para prajurit.

Satu-satunya hal yang menjadi batasan dalam alat tersebut adalah ketidakmampuan alat tersebut mendeteksi logam. Ini berarti bahwa pasukan harus tetap menggunakan alat pendeteksi logam.
Februari lalu, terungkap bahwa Taliban di Afghanistan telah membangun sebuah alat peledak rakitan (Improvised Explosive Devices – IED) generasi baru yang tidak dapat dideteksi.

IED baru yang disebut “Omar” ini dibuat oleh ahli teknis Taliban di Afghanistan dan menghabiskan biaya 85 dolar per alat.

Menurut pernyataan Taliban, IED yang baru ini tidak dapat dideteksi oleh mesin pendeteksi ranjau khusus yang digunakan oleh pasukan asing yang ditugaskan di negara itu karena tidak mengandung bahan logam atau komponen elektronik.

Taliban mengatakan bahwa mereka telah membuat IED baru yang dikendalikan oleh pengendali jarak jauh setelah pasukan AS dan NATO membawa masuk ke Afghanistan perangkat modern khusus yang dapat mendeteksi dan menetralisir IED biasa yang dibuat oleh Taliban.

Sebuah laporan Pentagon yang dirilis pada bulan April lalu mengungkapkan perkiraan baru mengenai gerakan Taliban di Afghanistan. Laporan itu menyebutkan bahwa kemampuan Taliban semakin berkembang dan operasi yang dilakukan gerakan tersebut semakin rumit, meski pasukan AS telah melakukan serangan besar-besaran di jantung pertahanan kelompok tersebut.

Laporan tersebut, yang diminta oleh Kongres AS, menggambarkan gerakan perlawanan yang mengakar dalam dan memiliki jangkauan yang luas, mereka mampu menghadapi serangan berulang-ulang AS dan menyebarkan kembali pengaruhnya, sembari tetap mendiskreditkan dan menggoyahkan pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat.

Namun, Pentagon mengatakan bahwa pihaknya tetap optimistis bahwa strateginya, yang disusun berdasarkan tinjauan pemerintahan Obama tahun lalu, dan upayanya untuk menyingkirkan prajurit lapangan dari Taliban akan berhasil dalam beberapa bulan ke depan.

Penilaian tersebut muncul setelah serangan yang dipimpin AS di provinsi Helmand dan penangkapan sejumlah tokoh pemimpin senior Taliban, perkembangan yang dianggap Pentagon sebagai pendorong momentum di belakang pasukan sekutu dalam perang yang telah hampir berlangsung selama 9 tahun tersebut. Keberhasilan itu didukung oleh anggapan bahwa keputusan Presiden Obama untuk mengirimkan 30.000 orang pasukan AS tambahan ke Afghanistan telah mulai menunjukkan hasil positif.

Laporan baru tersebut menawarkan sudut pandang suram dari kesulitan untuk mempertahankan keamanan, khususnya di Afghanistan selatan, yang masyarakat luasnya mendukung Taliban. Kesimpulannya mengungkapkan prospek bahwa gerakan perlawanan di selatan mungkin tidak akan pernah padam, namun harus dikendalikan agar tidak mengancam pemerintahan Presiden Hamid Karzai.

Sumber : suaramedia.com




Bookmark and Share

Filed Under:

Anda dapat turut serta menampilkan artikel anda dalam blog ini dengan mengirimkan email ke :

ats.tsaqofah@gmail.com
ats-tsaqofah@telkom.net

Sertakan pula identitas yang jelas. Terimakasih telah mengunjungi ats-tsaqofah.blogspot.com


Leave a Reply