Pasukan Perlawanan Darfur Janjikan Perang Akbar Di Sudan
|
|
0 comments
Ats Tsaqofah – Salah satu kelompok perlawanan utama di kawasan Darfur, Sudan, mengancam akan melancarkan “perang habis-habisan” jika pemimpin mereka ditangkap.
Sudan meminta Interpol menangkap pemimpin Gerakan Keadilan dan Kesetaraan (JEM) Khalil Ibrahim karena merencanakan sebuah serangan di Omdurman pada tahun 2008 lalu.
JEM menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan pemerintah Sudan pada bulan Februari, namun meninggalkan pembicaraan damai awal bulan ini karena mengklaim pemerintahan melakukan penggerebekan baru.
Khalil saat ini diyakini berada di Mesir, yang merupakan negara sekutu Sudan.
Eltahir Adam Elfaki, ketua Dewan Legislatif JEM, mengatakan kepada BBC: “Jika ada upaya macam apa pun untuk menangkap Dr. Khalil, maka (kami akan melakukan) perang habis-habisan.”
“Bahkan pada saat kita berbicara sekarang, pemerintah Sudan membombardir wilayah-wilayah di Darfur Utara dan Darfur Barat,” katanya.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan perintah penangkapan untuk Presiden Omar al-Bashir karena dugaan kejahatan perang di Darfur, tuduhan yang dibantah al-Bashir.
“Bashir adalah seorang penjahat – telah diproses oleh ICC – dan tidak punya hak untuk meminta siapa pun ditangkap oleh Interpol,” kata Elfaki.
Setelah gencatan senjata ditandatangani dengan JEM, Bashir mengatakan bahwa perang di Darfur telah “berakhir.”
Kelompok pemberontak Darfur lainnya, Gerakan Pembebasan dan Keadilan (LJM), juga menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan pemerintah sebelum pemilihan umum berlangsung.
Namun, sebuah faksi Tentara Pembebasan Sudan (SLA) yang dipimpin oleh Abdul Wahid masih melakukan perlawanan terhadap pemerintah dan menolak ambil bagian dalam pembicaraan damai.
Situasi di Darfur relarif damai ketika pemilihan umum Sudan – yaang kembali menahbiskan Bashir sebagai presiden – berlangsung pada bulan April lalu.
Namun, tidak ada pemilihan yang diadakan di kawasan tersebut dengan alasan keamanan.
Sejak konflik Darfur bermula pada tahun 2003, 2,7 juta orang meninggalkan kediaman mereka, menurut data PBB, 300.000 orang lainnya tewas.
Pemerintah Sudan mengatakan bahwa data-data semacam itu terlalu dilebih-lebihkan. Pemerintah juga membantah klaim bahwa pihaknya mendukung milisi Arab yang dituding melakukan pembersihan etnis terhadap kelompok-kelompok kulit hitam di Darfur.
Sementara itu, pasukan penjaga perdamaian memperingatkan mengenai meningkatnya aktivitas pasukan Sudan dan tentara pemberontak di dekat kota strategis Darfur. Situasi keamanan mengalami penurunan setelah pembicaraan damai antara pemerintah dan pemberontak menggantung.
Secara terpisah, bentrokan suku di kawasan barat telah menewaskan 107 orang sejak bulan Maret, kata misi gabungan penjaga perdamaian PBB/Uni Afrika (UNAMID).
“Misi keamanan di Darfur Utara semakin tegang menyusul laporan adanya peningkatan kehadiran pasukan pemerintah dan pasukan JEM di kawasan Shangil Tobal,” kata UNAMID dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan pada hari Selasa malam.
JEM adalah salah satu kelompok pemberontak yang meluncurkan pemberontakan terhadap pemerintah Sudan pada tahun 2003. JEM menuding pemeritah membuat Darfur kelapadan dan meminggirkan populasi di kota tersebut.
Presiden Omar Hassan al-Bashir, yang memobilisasi milisi-milisi setempat untuk melawan pemberontakan, dihadapkan pada tuntutan Pengadilan Kriminal Internasional.
Kasus ICC dan konflik yang semakin membusuk merupakan dua dari rintangan-rintangan terbesar bagi upaya Sudan untuk mengakhiri isolasi Barat selama bertahun-tahun. Washington menjatuhkan sanksi ekonomi keras kepada negara penghasil minyak tersebut karena catatan di Darfur.
Dua sumber asing yang tidak bersedia menyebutkan nama, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ada tanda-tanda JEM bergerak ke tenggara melalui Darfur ke arah kawasan tetangga, Kordofan Selatan. Sebelumnya, JEM pernah menyerang ladang minyak di kawasan tersebut.
Shangil Tobay adalah sebuah permukiman yang terletak 70 kilometer sebelah selatan ibu nita Darfur Utara, El Fasher, merupakan benteng pemerintah dan pusat bagi para pekerja kemanusiaan dan penjaga perdamaian. Kawasan tersebut terletak di antara benteng JEM di Darfur Barat dan Kordofan Selatan.
Sumber : suaramedia.com
Filed Under:
Berita Internasional
Anda dapat turut serta menampilkan artikel anda dalam blog ini dengan mengirimkan email ke :
ats.tsaqofah@gmail.com
ats-tsaqofah@telkom.net
Sertakan pula identitas yang jelas. Terimakasih telah mengunjungi ats-tsaqofah.blogspot.com
0 comments
Trackback URL | Comments RSS Feed