Komnas Ham: Operasi Densus 88 Melanggar HAM
|
|
0 comments
Ats Tsaqofah - Komisi Hak Asasi Manusia, Komnas HAM, mengatakan polisi banyak melakukan pelanggaran atas hukum acara pidana Indonesia saat melakukan operasi penangkapan tersangka teroris.
Hal ini diungkap dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR hari Kamis di Jakarta.
Ketua Komnas HAM, Ifdal Kasim, mengatakan pelanggaran yang dilakukan antara lain tersangka tidak diberi hak menjawaab sangkaan terhadap mereka dan tidak dapat mempergunakan hak didampingi pengacara.
Ifdal Kasim menyebut pada tahun 2010, dari Januari hingga Mei, setiap operasi polisi menangkap tersangka teroris selalu diwarnai pelanggaran.
"Mulai dari penyergapan di Aceh, Bekasi hingga Jakarta, banyak tindakan polisi yang melampau kewenangan mereka," ujarnya kepada BBC Indonesia.
"Yang dilakukan oleh Densus 88, mengeksekusi secara langsung tersangka teroris , jelas pelanggaran asas penegakan hukum.
"Mereka langsung ditembak tanpa ada peringatan dan tanpa ada, sebetulnya, keadaan yang mengharuskan polisi menembak secara langsung".
Hal ini diungkap dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR hari Kamis di Jakarta.
Ketua Komnas HAM, Ifdal Kasim, mengatakan pelanggaran yang dilakukan antara lain tersangka tidak diberi hak menjawaab sangkaan terhadap mereka dan tidak dapat mempergunakan hak didampingi pengacara.
Ifdal Kasim menyebut pada tahun 2010, dari Januari hingga Mei, setiap operasi polisi menangkap tersangka teroris selalu diwarnai pelanggaran.
"Mulai dari penyergapan di Aceh, Bekasi hingga Jakarta, banyak tindakan polisi yang melampau kewenangan mereka," ujarnya kepada BBC Indonesia.
"Yang dilakukan oleh Densus 88, mengeksekusi secara langsung tersangka teroris , jelas pelanggaran asas penegakan hukum.
"Mereka langsung ditembak tanpa ada peringatan dan tanpa ada, sebetulnya, keadaan yang mengharuskan polisi menembak secara langsung".
Rekomendasi
Dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPR/MPR, Komnas HAM memaparkan rekomendasi yang dibuat berdasarkan hasil penelitian badan tersebut.
"Kami telah menyampaikan hasil pengamatan operasi di Aceh ke polisi dan meminta polisi melakukan pemeriksaan internal atas operas itu. Masalahnya, banyak rekomendasi Komnas tidak mendapat respons yang cepat," ujar Ifdal Kasim.
"Kami meminta agar ada jalur hotlaine antara Komnas dan polisi sehinggan kita bisa mengintervensi proses yang sedang berjalan, misalnya operasi pemberantasan teroris.
"Kami meminta agar akses bagi keluarga tersangka, dan juga Komnas HAM untuk mendampingi mereka, dibuka," ujarnya.
Dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPR/MPR, Komnas HAM memaparkan rekomendasi yang dibuat berdasarkan hasil penelitian badan tersebut.
"Kami telah menyampaikan hasil pengamatan operasi di Aceh ke polisi dan meminta polisi melakukan pemeriksaan internal atas operas itu. Masalahnya, banyak rekomendasi Komnas tidak mendapat respons yang cepat," ujar Ifdal Kasim.
"Kami meminta agar ada jalur hotlaine antara Komnas dan polisi sehinggan kita bisa mengintervensi proses yang sedang berjalan, misalnya operasi pemberantasan teroris.
"Kami meminta agar akses bagi keluarga tersangka, dan juga Komnas HAM untuk mendampingi mereka, dibuka," ujarnya.
Sumber : voa-islam.com
Filed Under:
Berita Dalam Negeri
Anda dapat turut serta menampilkan artikel anda dalam blog ini dengan mengirimkan email ke :
ats.tsaqofah@gmail.com
ats-tsaqofah@telkom.net
Sertakan pula identitas yang jelas. Terimakasih telah mengunjungi ats-tsaqofah.blogspot.com
0 comments
Trackback URL | Comments RSS Feed