ABU ABDULLAH AL-LIBYI
|
|
0 comments
Abu Abdullah al-Libyi, dari Libya. Komandan regu Black Lion. Syahid pada Mei 1995
Komandan operasi Black Lion adalah Abu-Abdullah al-Libyi. Ia datang dari Libya tidak lama setelah perang Bosnia pecah. Sebelumnya ia adalah seorang pengemudi tank di Angkatan Darat Libya. Abu Abdullah menghabiskan tiga tahun berjihad di Bosnia, sebagian besar waktunya dihabiskan di garis depan.
Jika engkau melihatnya, engkau akan tahu bahwa dia begitu pemalu. Bahkan jika engkau duduk berhadapan dengannya, ia tidak berani menatap wajahmu. Jika engkau duduk bersamanya untuk makan, ia tidak mau menjamah makanannya sebelum ada orang lain yang memulai, bahkan meskipun ia sangat lapar. Namun ia begitu berani menghadapi orang-orang kafir. Ia biasa menjadi orang yang pertama mencapai bunker musuh.
Kami melihatnya sebagai perwujudan salah satu ayat dalam al-Qur’an, ketika Allah menjelaskan ciri-ciri orang-orang beriman ‘asyidda’u alal kuffar ruhamaau bainahum’, keras dan berani menghadapi orang-orang kafir, lemah lembut dan penyayang kepada sesama orang beriman.
Abu Abdullah tidak bersuara keras, tidak banyak bicara namun selalu melakukan tugasnya.
Karena itu para mujahidin mencintainya, meskipun ia seorang yang pendiam. Saya teringat pada sebuah Hadits : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: „Apabila Allah mencintai seorang hamba-Nya, Ia memberi tahu Jibril bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai Fulan, dan menyuruh Jibril untuk mencintainya, maka Jibrilpun mencintainya. Jibril lalu memberi tahu penghuni langit bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai Fulan dan menyuruh mereka juga untuk mencintainya, maka penghuni langitpun mencintainya. Kemudian ia diterima di
atas bumi." (Hadits Riwayat Bukhari)
Semua mujahid mencintainya. Mujahid ini, ia melakukan misi reconnaissance (pengintaian) yang memakan waktu selama tujuh bulan. Ia melakukan pemetaan dan pengintaian pada sebuah daerah bergunung-gunung sepanjang tiga kilometer. Daerah ini benar-benar sangat strategis, terlebih lagi bagi para tentara Serbia.
(Catatan : Daerah yang dimaksud adalah pegunungan Vlasic di Bosnia bagian utara. Pada perang dunia ke II, pasukan Hitler berupaya untuk merebut gunung ini dari tangan Serbia selama lima tahun lamanya, namun selalu gagal. Begitu puladalam perang Bosnia, upaya pasukan Angkatan Bersenjata Bosnia selama tiga tahun untuk merebut daerah ini selalu gagal. Pada tanggal 10 September 1995, mujahidin asing dan pasukan Angkatan Bersenjata Bosnia melakukan operasi militer bersama untuk merebut daerah ini dengan nama sandi Operation Badr.)
Abu Abdullah menghabiskan tujuh bulan mengintai dan memetakan daerah ini. Ia melakukannya pada malam dan siang hari, dalam cuaca seperti apapun. Ia selalu pergi sendirian, dan mematikan radionya. Ia mendekati bunker Serbia, kadang-kadang begitu dekat hingga para tentara Serbia membuang sampah pada Abu Abdullah tanpa menyadari nya.
Karena itu Abu Abdullah mengenal tiga kilometer tersebut seperti telapak tangannya sendiri. Maka setelah pengintaian selama tujuh bulan, misi penyerangan dilakukan. Alhamdulillah, Allah memberikan kami kemenangan dan ketiga gunung itu jatuh dalam waktu hanya enam menit (!). Banyak tentara Serbia tewas dan kami mendapatkan banyak senjata.
Setelah misi ini selesai dan kemenangan telah jelas berada di tangan mujahidin, tiba-tiba sebuah peluru sniper (penembak jitu) Serbia mengenai Abu Abdullah al-Libyi, dan ia pun syahid.
Komandan operasi Black Lion adalah Abu-Abdullah al-Libyi. Ia datang dari Libya tidak lama setelah perang Bosnia pecah. Sebelumnya ia adalah seorang pengemudi tank di Angkatan Darat Libya. Abu Abdullah menghabiskan tiga tahun berjihad di Bosnia, sebagian besar waktunya dihabiskan di garis depan.
Jika engkau melihatnya, engkau akan tahu bahwa dia begitu pemalu. Bahkan jika engkau duduk berhadapan dengannya, ia tidak berani menatap wajahmu. Jika engkau duduk bersamanya untuk makan, ia tidak mau menjamah makanannya sebelum ada orang lain yang memulai, bahkan meskipun ia sangat lapar. Namun ia begitu berani menghadapi orang-orang kafir. Ia biasa menjadi orang yang pertama mencapai bunker musuh.
Kami melihatnya sebagai perwujudan salah satu ayat dalam al-Qur’an, ketika Allah menjelaskan ciri-ciri orang-orang beriman ‘asyidda’u alal kuffar ruhamaau bainahum’, keras dan berani menghadapi orang-orang kafir, lemah lembut dan penyayang kepada sesama orang beriman.
Abu Abdullah tidak bersuara keras, tidak banyak bicara namun selalu melakukan tugasnya.
Karena itu para mujahidin mencintainya, meskipun ia seorang yang pendiam. Saya teringat pada sebuah Hadits : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: „Apabila Allah mencintai seorang hamba-Nya, Ia memberi tahu Jibril bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai Fulan, dan menyuruh Jibril untuk mencintainya, maka Jibrilpun mencintainya. Jibril lalu memberi tahu penghuni langit bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai Fulan dan menyuruh mereka juga untuk mencintainya, maka penghuni langitpun mencintainya. Kemudian ia diterima di
atas bumi." (Hadits Riwayat Bukhari)
Semua mujahid mencintainya. Mujahid ini, ia melakukan misi reconnaissance (pengintaian) yang memakan waktu selama tujuh bulan. Ia melakukan pemetaan dan pengintaian pada sebuah daerah bergunung-gunung sepanjang tiga kilometer. Daerah ini benar-benar sangat strategis, terlebih lagi bagi para tentara Serbia.
(Catatan : Daerah yang dimaksud adalah pegunungan Vlasic di Bosnia bagian utara. Pada perang dunia ke II, pasukan Hitler berupaya untuk merebut gunung ini dari tangan Serbia selama lima tahun lamanya, namun selalu gagal. Begitu puladalam perang Bosnia, upaya pasukan Angkatan Bersenjata Bosnia selama tiga tahun untuk merebut daerah ini selalu gagal. Pada tanggal 10 September 1995, mujahidin asing dan pasukan Angkatan Bersenjata Bosnia melakukan operasi militer bersama untuk merebut daerah ini dengan nama sandi Operation Badr.)
Abu Abdullah menghabiskan tujuh bulan mengintai dan memetakan daerah ini. Ia melakukannya pada malam dan siang hari, dalam cuaca seperti apapun. Ia selalu pergi sendirian, dan mematikan radionya. Ia mendekati bunker Serbia, kadang-kadang begitu dekat hingga para tentara Serbia membuang sampah pada Abu Abdullah tanpa menyadari nya.
Karena itu Abu Abdullah mengenal tiga kilometer tersebut seperti telapak tangannya sendiri. Maka setelah pengintaian selama tujuh bulan, misi penyerangan dilakukan. Alhamdulillah, Allah memberikan kami kemenangan dan ketiga gunung itu jatuh dalam waktu hanya enam menit (!). Banyak tentara Serbia tewas dan kami mendapatkan banyak senjata.
Setelah misi ini selesai dan kemenangan telah jelas berada di tangan mujahidin, tiba-tiba sebuah peluru sniper (penembak jitu) Serbia mengenai Abu Abdullah al-Libyi, dan ia pun syahid.
Filed Under:
Hikmah dan Kisah
Anda dapat turut serta menampilkan artikel anda dalam blog ini dengan mengirimkan email ke :
ats.tsaqofah@gmail.com
ats-tsaqofah@telkom.net
Sertakan pula identitas yang jelas. Terimakasih telah mengunjungi ats-tsaqofah.blogspot.com
0 comments
Trackback URL | Comments RSS Feed